Fakta Megerikan Tentang Perdagangan Manusia Berkedok Judi Online

Mansion89
5 min readJun 22, 2023

--

https://heylink.me/mansion89/

Di Indonesia, judi online sangat populer. Menurut PPATK, uang mengalir ke Filipina dan Kamboja serta banyak negara Asia lainnya.

Sebenarnya, pemerintah Filipina benar-benar membiarkan perusahaan asing yang ingin berinvestasi di negara itu bergerak bebas. Perjudian online diizinkan di negara tersebut.

Selain itu, mereka menemukan bahwa perjudian online adalah bisnis yang menarik. Oleh karena itu, mereka memberlakukan pajak yang tinggi dan menerapkan pengawasan yang ketat.

Situs besar biasanya sangat adil dan fair play, yang membuatnya mudah menarik pelanggan dan menarik pemain setia karena kemenangan selalu dibayar.

Di Kamboja, sangat sedikit orang yang bermain judi. Persetujuan diberikan oleh pemerintah dengan syarat tertentu. Investor asing dan target pasarnya juga berasal dari negara lain. Ini juga berlaku untuk kasino dan permainan judi online.

Judi menghasilkan keuntungan besar bagi negara. Tidak mengherankan bahwa banyak mata mengarah ke sana, terutama untuk pejabat yang melanggar.

Dengan legalisasi menjadi sumber pendapatan resmi negara, judi menjadi tempat untuk “bagi-bagi”, sementara para penguasa korup mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersembunyi mereka. Selain itu, ada pengurangan pengawasan untuk keuntungan pribadi.

Selain itu, investor terbagi menjadi dua kelompok: yang memiliki modal besar membangun kasino dan resort, sementara yang memiliki modal lebih sedikit melihat peluang untuk mendapat untung dari wilayah Kamboja yang tidak jelas.

Judi bawah tanah tersebar di seluruh negara. Mulai dari hotel mewah hingga rumah kecil di desa yang jauh dari semua itu. Meskipun kasino menjanjikan surga bagi pelanggannya, aktivitas ilegal tersembunyi malah menciptakan neraka.

Selain bermain judi online, mereka juga mendapatkan uang dengan cara lain. Mereka juga terlibat dalam kegiatan kriminal lainnya, seperti menawarkan investasi yang tidak masuk akal, menjual barang palsu, prostitusi, dan perdagangan manusia.

Di distrik Daun Penh, wilayah Phnom Penh, militer baru-baru ini membebaskan banyak warga negara asing yang diduga menjadi korban perdagangan manusia, termasuk warga negara Indonesia.

KBRI Phnom Penh berhasil memulangkan 119 WNI pada tahun 2021, dan hingga Juli 2022, 133 WNI telah dipulangkan. Korban perdagangan manusia adalah WNI ini.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Kami akan menyelidiki pengakuan Rendy (nama samaran), yang dikutip dari BBC.

Rendy pertama kali menemukan pekerjaan di Facebook sebagai customer service di Kamboja dengan gaji yang cukup besar, sekitar 17,8 juta per bulan.

Dengan pengalaman sebelumnya sebagai buruh pembantu di beberapa negara timur tengah, Rendy tertarik dan segera menghubungi nomor yang disebutkan dalam iklan.

Ada juga wawancara singkat. Tanpa banyak bertanya, Rendy diminta untuk segera terbang ke Kamboja. Memilih waktu terbaik untuk membeli tiket

Pada awalnya, Rendy pikir wawancara itu terlalu mudah karena mereka tidak akan menerima kontrak kerja dan tidak akan melakukannya jika mereka bertemu di Kamboja.

Rendy kemudian percaya bahwa situs pencari kerja yang baik menyebarkan pekerjaan yang ia dapatkan.

Sihanoukville, sebuah kota pelabuhan di Kamboja, adalah tempat Rendy dijemput oleh seorang supir.

Ia berjalan melalui jalan kecil yang penuh dengan tantangan. Ketika Rendy bertanya, supir menjawab bahwa kedatangan Rendy belum resmi karena perusahaan belum menyelesaikan dokumen resminya. Setelah itu, Rendy tenang.

Saat Rendy tiba di tempat kerja, dia baru tersadar bahwa ada yang tidak beres karena rumahnya jauh dari semua orang. Namun, dia mencoba berpikir positif.

Dia benar ketika dia diberi tugas pertama: perusahaan meminta Rendy menggunakan wajah model untuk membuat akun media sosial palsu.

Pada awalnya, Rendy sempat membantah dan mempertanyakan status resminya. Namun, perusahaan mengatakan tidak ada yang legal di Kamboja. Rendy kemudian meminta mundur, tetapi perusahaan memintanya untuk membayar denda. Ini adalah hasil dari pengeluaran yang mereka lakukan untuk membeli Rendy yang sangat mahal.

Meskipun dia sadar bahwa dia diperdagangkan, Rendy berusaha tenang dan melihat apa yang terjadi.

Rendy mulai menyelesaikan tanggung jawabnya. Tugasnya adalah menambah jumlah orang yang berteman dengannya melalui akun sosial media Facebook, Twitter, Instagram, dan aplikasi perjodohan Tinder. Targetnya adalah wanita Asia Tenggara muda. Filipina, Vietnam, dan Indonesia.

Perusahaan akan dengan senang hati memberikan modal karena calon korban harus diyakinkan tentang kredibilitas Rendy. mengirimkan uang atau bunga sebagai tanda terima kasih

Rendy memiliki dua tujuan: menipu orang kaya atau meyakinkan orang yang membutuhkan pekerjaan untuk datang ke Kamboja. Dia harus bekerja dua belas jam sehari dan memenuhi target perusahaan sebesar 500 juta rupiah sebulan.

Rendy bekerja dengan tim lain yang lebih kecil. Investasi bodoh, bermain judi online, atau menjual barang melalui e-commerce palsu untuk mendapatkan pelanggan

Rendy tidak pernah menerima gaji selama dia bekerja di sana karena dia tidak mencapai tujuan.

Perusahaan memiliki metode khusus untuk meningkatkan semangat karyawan. Mereka dianiaya, dipukuli, diborgol, hingga disiksa. Jika korban tidak berdaya, mereka akan membunuh mereka dan menjual organ tubuhnya. Orang-orang yang produktif, terutama wanita muda, dipaksa menjadi pelacur.

Karena targetnya tidak tercapai, Renny juga dioper ke tiga perusahaan, tetapi dia menolak memberikan rincian karena trauma.

Pada akhirnya, Rendy berhasil kabur dan dipekerjakan di perusahaan lain. Kabur pergi ke KBRI di Phnom Penh dengan kendaraan umum melalui jalan-jalan kecil. Rendy kembali ke Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2022.

Kasus penipuan tawaran kerja bodong ini sangat umum di Indonesia. Ratusan ribu orang menggunakan media sosial, kata Anis Hidayah, ketua LSM Migrant Care.

Mereka mengambil keuntungan dari keadaan saat banyak orang membutuhkan pekerjaan karena pandemi. Negara-negara yang mereka sasar memiliki tingkat pengangguran tinggi dan kurangnya pengawasan pemerintah, termasuk Indonesia.

Sungguh mengejutkan bahwa sindikat penipuan ini sangat profesional. Mereka memahami situasi global, berkomunikasi seperti perusahaan besar, dan memiliki banyak dokumen yang mendukung.

Mereka biasanya mempekerjakan orang yang bekerja di Rumah Sakit, seperti melayani pelanggan atau bekerja di perhotelan.

Apa yang dilakukan pemerintah?

Sebenarnya, pemerintah telah melakukan banyak hal. Kementerian Luar Negeri menanggapi dengan bekerja sama dengan pemerintah Kamboja, dan Kabareskrim melakukan penyelidikan hingga ke negara tersebut.

Selain itu, kinerja Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah memenuhi standar. Beberapa kali mereka berhasil mencegah korban dikirim ke Kamboja.

Namun, itu belum cukup

Menurut Anis Hidayah, masalah terbesar adalah pengawasan pemerintah dan sekolah. Tim siber Kominfo dan Polri telah berusaha keras untuk mencegah serangan akun palsu, tetapi penipu masih lebih cepat daripada mereka.

Bahkan di pedesaan, pemerintah harus sigap dalam memberikan edukasi. Bukankah Pasal 41 dari Undang-Undang Perlidungan Pekerja Migran menyatakan bahwa upaya untuk memberi tahu masyarakat harus mencapai tingkat desa?

Mereka juga termasuk pekerja lapangan. Ditjen Imigrasi harus lebih hati-hati saat mengidentifikasi WNI yang ingin bekerja di Kamboja. Sebenarnya, benteng kontrol terakhir ini masih tidak berfungsi.

Pada akhirnya, mempertahankan diri kita sendiri juga penting. Jika Anda mendapatkan informasi ini, segera beritahu sanak saudara Anda tentang bahaya tersembunyi ini.

Semoga bermanfaat, dan sampai jumpa di postingan yang akan datang!

--

--

No responses yet